Postingan

Hal-Hal Yang Gw Harap Gw Paham Ketika Masih Muda

Udah lama banget ga nulis di sini, hehe..kangen juga nulis pake bahasa bebas, bisa lebih santai, bisa pake bahasa sehari-hari 😊 belakangan ini lebih sering nulis buat konten di web lain yang bahasanya lebih serius (lelah akutu terlalu serius hidupnya 😭, butuh ruang untuk bisa numpain lagi apa yang ada di otak ini, hehe..). Check di sini ya, siapa tau mau baca-baca. Check IG -nya juga boleh. 😋 Sekalian follow juga boleh. Anyway, di usia sekarang yang udah kepala 3, kadang gw berpikir, " Cobaaa dulu gw paham hal ini ya, mungkin gw ga perlu menghabiskan energi dan emosi terlalu besar di moment-moment tertentu ". Pernah ga sih kalian mikir gitu juga? Apa cuma gw aja? Hehe.. Gw mau berbagi 7 hal yang gw harap gw paham di usia gw yang lebih muda. 1. Perubahan pertemanan di setiap fase itu wajar dan normal Dulu gw selalu iri ngeliat temen yang dari TK bisa sahabatan deket sampai mereka kerja. Kayaknya seru gitu punya orang yang kenal lo dari kecil dan tumbuh bareng-bareng. Setela

Cerpen : Dalam Diam (2)

Aku langsung bangun dan duduk di kasurku. Memejamkan mata, menarik nafas panjang, mengumpulkan nyawa untuk membalas pesannya. Memastikan juga bahwa papaku tidak akan terbangun karena suara apapun yang aku hasilkan. “Udah sih Dik, cuma gw kebangun nih.” “Gw telpon lo boleh?” “Ok Dik, telpon aja.” Aku menarik nafas panjang. Setengah satu pagi bukan waktu yang pas sepertinya untuk membahas hal-hal yang berat. Tapi aku pun tidak sanggup kalau disuruh menahan sehari lagi tanpa tau apa isi pikiran Dika ketika membaca suratku. Tiba-tiba layar HP-ku menyala dan terlihat nama Dika diatas. “Hai Dik” “La..udah tidur yah? Sorry ya gw telpon lo malem-malem. Bukan malem lagi ini malah ya, subuh. Gpp kan?” “Hahaha..iya gpp Dik. Lo seharian diluar juga kayaknya ya.” Aku berbicara dengan suara pelan. “Iya La..gw baru balik tadi jam ½ 10an. Cape banget gw..” “Mm…” Aku hanya bergumam. Ada keheningan sesaat. Aku tidak ingin mengambil alih dan mengarahkan pembicaraan ini. Walaupun sejuj

Cerpen : Dalam Diam (1)

Mungkinkah seorang cewek dan cowok hanya bersahabat tanpa ada perasaan lebih? Pertanyaan yang bagi sebagian besar orang mengundang banyak sekali perdebatan dan teori. Begitu pun dengan aku yang suka sekali berdebat dan mempunyai teori sendiri. Aku yakin sekali bahwa seorang cewek dan cowok bisa kok bersahabat murni tanpa pemanis bumbu yang dinamakan : cinta . Aku, Lala, seorang mahasiswi di salah satu kampus ternama di pusat kota Jakarta. Sahabatku, Dika, tidak satu kampus denganku. Kami sudah bersahabat kurang lebih 8 tahun. Mulai dari kami memakai baju putih biru, putih abu-abu, sampai baju bebas ketika kami menjalani hidup dalam dunia perkuliahan. Awal mulanya kami dipersatukan dalam sebuah band beraliran Indie Pop. Aliran yang mungkin tidak termasuk selera pasar saat itu karena arransemen lagu-lagu yang dimainkan tidak biasa, Kiblat kami adalah aliran musik seperti White Shoes and The Couple Company, Mocca, ataupun Efek Rumah Kaca. Aku pianis di band tersebut, sedangkan Dika be