What is love? (part 2)

"Love is the ACTIVE concern for the life and the growth of that which we love. Where this ACTIVE concern is lacking, there is no love" - Erich Fromm


Saya sangat suka definisi Erich Fromm tentang cinta :) ada kata kerja aktif disana yang berarti aktif bertumbuh bersama-sama dan berfokus bukan pada diri sendiri, melainkan pada hidup dan pertumbuhan pasangannya.

Tapi bicara tentang cinta ga bisa terlepas dari manusia dan kebutuhannya. Seringkali seseorang berpikir bahwa makna cinta bagi pasangannya sama dengan makna cinta bagi dirinya sendiri. Kadang ada orang bilang, "Saya merasa dia tidak mencintai saya". Hal ini menunjukkan ada suatu kualitas tertentu yang diinginkan seseorang dari cinta yang telah hilang atau berubah.

Kalo orang psikologi ngomongin tentang kebutuhan, pasti ga asing dengan teori Abraham Maslow :)
Teori ini bisa dipake juga untuk mengerti tentang cinta. Maslow menjelaskan bahwa seringkali manusia digerakkan dari kebutuhannya. Kebutuhan ini ada 8 tahap, mulai dari physiological needs sampai kepada transcendence.
 
                   

Saya akan coba ngasih contoh kaitan kebutuhan ini dengan cinta. Ketika 2 orang mengatakan, "Saya cinta padamu", maka 2 orang ini memiliki maksud yang berbeda saat mengucapkan hal tersebut daaannn...hal ini tergantung dari kebutuhannya (lihat 8 kebutuhan ditas).

Setiap orang masuk didalam salah satu level dari Maslow.
Tahap physical, safety, love dan self-esttem needs termasuk kedalam deficiencey needs.
Tahap cognitive, aesthetical, self actualization dan transcendence termasuk dalam growth needs.
Tapi memang jarang banget siih orang masuk ke level transcendence :)

Contoh, waktu seseorang memiliki kebutuhan di tahap biological dan physiological needs, waktu dia bilang, "Saya cinta padamu, itu karena kamu cantik (fisik)". I love you 'cause kamu bisa memenuhi kebutuhan primer saya. Sifatnya manipulative dan conditional.
Sehingga ketika kebutuhan primer ini tidak dipenuhi, sang wanita menjadi tua dan tidak cantik lagi, maka pasangannya akan menjadi bosan bahkan kehilangan cinta yang semula.
Contoh lain, kalau seorang cewe mencintai cowo yang kaya dan sekarang bangkrut, akhirnya alasan untuk mencintai cowo itu sekarang uda ga ada. Yang dilihat mata itu sangat penting.
Waktu seseorang ada dalam physical needs, fokusnya kepada hal basic kehidupan. Contoh : orang yang fokusnya masih uang. Kerja bisa 10-12 jam sehari karena merasa kebutuhan ini belum cukup. Ini kebutuhan dasar sekali.

Beda lagi ketika orang ada di security needs. Saya mencintai kamu karena kamu bisa memberikan kebutuhan primer saya (security).
I love him karena dia bisa memberikan perasaan secure, dia laki-laki yang ga suka main perempuan, family man yang setia jadi saya merasa secure. Tapi orang seperti ini kalau menikah dengan orang yang unpredictable akan berat sekali...dia akan gelisah terus, menimbulkan perasaan insecure.
Ada orang yang berhenti pada tahap kedua ini. Dia ga pernah secure, ga pernah merasa aman, ga pernah merasa cukup, jadi terus menerus kerja dan ingin menimbun sebanyak-banyaknya uang. Kebutuhannya = dia harus merasa secure.

Naik lagi ke tahap love & belongingness. Tahap ini sudah lebih bagus.
Pikirannya ingin punya keluarga, jiwanya family man, family woman, pengen punya anak, punya rumah sendiri. Pengen belong to someone. Kebutuhan ini baik, tapi ini baru level 3.
Contoh, cari istri rumahan, bisa masak, ngatur rumah tangga, mau punya anak, mau mendidika anaknya sendiri, nyediain makan kalau suami punya.
Ini ga salah, tapi ini hanya primary need yang subjektif sehingga bentuknya mengarah ke dalam diri sendiri. Begitu misalnya suaminya di promote, sering ke luar kota, dia jadi gelisah sekali. Rumah tangganya jadi ga bisa happy. Sikapnya menjadi posesif. Ini menjadi masalah. Perubahan ini sebetulnya perubahan kondisi, ga seperti yang dulu lagi. Dia rela suaminya kehilangan pekerjaan, pokoknya di rumah.
Disini seseorang punya keinginan dikasihi dan mengasihi. Butuh terus pasangannya untuk memenuhi kebutuhan dia akan perasaan dikasihi. Butuh terus pasangannya untuk dekat dengan dia. Kalau pasangannya tidak dapat memberikan perasaan dikasihi, cinta, atau pasangannya tidak ada kabar, ia akan mudah menjadi kecewa karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Ini bergeraknya untuk aku, diri sendiri..

Naik ke tahap self-esteem. Dalam tahap ini, seseorang sudah lebih mature, mengenal akan keunikan dirinya sendiri sehingga ingin keunikan itu dikembangkan, dia merasa dirinya berharga.
Dia bisa happy kalau menikah dengan orang yang menunjang, mendukung, ga keberatan untuk maju.
Wanita kebutuhannya banyak disini. Kebutuhan untuk mengenali talentanya, menghargai da ingin memakai untuk dikembangkan.
Tapi hati-hati, ini juga subjektif.
Jadi, i love her/him karena dia menstimulir diri saya, mengenali kelebihan saya. Jadi jika menikah dengan orang yang berpendidikan, menghargai ilmu, dia memiliki pride tersendiri.
Terkadang seseorang yang berada dalam tahap ini membutuhkan pasangannya sebagai status, sebagai penguatan bahwa dirinya berharga. Seseorang yang berada dalam tahap ini, menaruh harga dirinya pada pasangannya. Jika pasangannya melakukan kesalahan atau tidak bisa memperkuat status dia, maka ia akan mudah merasa dirinya tidak berharga.

Cognitive needs adalah kebutuhan seseorang untuk bertumbuh, mengembangkan dirinya. Misalnya belajar dengan mengikuti seminar-seminar rohani. Tandanya adalah ingin meng-upgrade diri, memahami diri sendiri orang yang seperti apa (self-awareness) dan terus bertumbuh.

Naik lagi ke Aesthetic needs. Ini sudah jauh lebih baik. Orang dalam tahap ini ingin menjadi blessing. ingin ikut menghadirkan the beauty of God creation. Ingin menciptakan keadilan. Orang-orang yang orientasinya disini, bukan untuk mencari uang, tapi dia rela kerja untuk orang-orang diluar sana. Kalau sudah di level setinggi ini, kalau ingin menikah harus dengan orang yang betul-betul bisa mengerti dan punya feeling yang mirip sehingga bisa merasakan apa yang pasangannya rasakan. Jadi, i love you jika kamu support passion saya.

Ayooo coba di cek, apa kebutuhan kita yang menjadi alasan kita mencintai seseorang :) Semakin kebutuhan itu bergerak keatas, seseorang yang berkata "saya mencintaimu" sudah tidak memikirkan diri sendiri.

2 orang bisa berbeda stage, tapi gimana bisa saling menghargai sehingga menjadi team work dan 2 orang yang berbeda stage ini sama-sama mau bergerak ke atas.

Ketika 2 orang memiliki maksud yang berbeda tentang cinta terhadap pasangannya, maka dibutuhkan pengertian satu sama lain serta terus mendorong masing-masing orang bergerak naik dan bertumbuh. Namun tidak jarang hal ini menimbulkan konflik karena perbedaan kebutuhan tersebut. Misalnya satu kebutuhannya masih di fisik, sedangkan pasangannya kebutuhannya sudah di cognitive needs.

Terkadang kalimat bahwa 2 orang sudah tidak saling mencintai lagi muncul. Sang wanita akan berkata, "Kamu hampir tidak pernah mengatakan bahwa kamu mencintaiku", sang suami membalas, "Aku tidak mengatakan bahwa aku cinta padamu, aku melakukan banyak hal untuk menunjukkan cintaku kepadamu." Kedua orang ini memiliki kebutuhan yang berbeda dan cara mereka mencintai pasangannya juga berbeda,

Gary Chapman dengan sangat baik menjelaskan bahwa masing-masing orang punya bahasa kasih yang berbeda.

"Each of us grows up speaking a languange with a dialect, but everyone has a language and a dialect and that is the one we understand best. The same is true with love. Everyone has a primary love language. One of the five speaks more deeply to us emotionally than the other four."


Kelima bahasa kasih itu ada words of affirmation, acts of service, receiving gift, quality time, dan physical touch.
Tidak jarang seseorang beranggapan bahwa cara mereka mencintai adalah cara yang diingkan juga oleh pasangan mereka untuk dicintai. Padahal masing-masing orang memiliki cara yang berbeda dalam menerima kasih atau mengekspresikan kasih. Hal ini perlu disadari ketika memperlakukan satu dengan yang lainnya sehingga perbedaan tersebut dapat dijembatani dan konflik dapat diminimalisir.

Ternyata semakin banyak belajar tentang cinta, ribet yaa :) banyak hal yang harus di perhatikan jika ingin mengembangkan dan mengerjakan cinta itu.
Saya jadi ingat kata-kata seorang teman, "Jatuh cinta itu ga butuh usaha, bangun cinta itu butuh usaha" :)

Selamat membangun cinta dengan menyadari dan peka akan berbagai kebutuhan dalam diri dan terus bertumbuh bergerak keatas.
Next, saya akan bahas tentang Agape Love, dasar cinta yang paling penting :)


(to be continued...)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-Hal Yang Gw Harap Gw Paham Ketika Masih Muda

Toxic Positivity

3 words for 2020