What it feels to be 30's

Apa yang dulu pernah menjadi kesempatan untuk momen-momen kontemplasi, beberapa menit ketika sendirian di dalam busway, saat berjalan kaki menuju rumah, atau menunggu orang, kini terasa tak tertahankan dan mungkin secara refleks meraih HP, headset, atau game di HP untuk men-distract perasaan kosong dan ruang sendiri itu...seakan tidak mampu melawan daya pikat teknologi yang adiktif..keajaiban di masa lampau memudar, perasaan senang berdialog dengan diri sendiri sudah tidak sebegitu dicarinya..

Tapi sebagai orang introvert yang terbiasa melakukan refleksi, rasanya ga afdol kalau ga nulis tentang apa rasanya ketika menginjak umur 30 tahun, hahaha...sebenernya udah 9 hari selepas dari usia kepala 3 itu...tapi baru benar-benar bisa berpikir dengan tenang sekarang :)

Apa rasanya menginjak usia 30 tahun, Nda?
Sejujurnya, saya sendiri kaget dengan apa yang saya rasakan..kenapa? Karena saya menyadari bahwa perasaan saya tidak setakut atau se-khawatir ketika saya menginjak usia 29 tahun..hehehe...
Dulu ketika saya menginjak usia 29 tahun, perasaan saya campur aduk dan berbagai pertanyaan muncul dalam benak saya...gimana masa depan saya, gimana masalah pasangan hidup, ke depan saya akan bagaimana...
Dan ketika menginjak usia 30 tahun dan Tuhan mengijinkan saya merasakan berbagai pengalaman di usia 29 tahun, pengalaman-pengalaman tersebut berhasil mengubah pandangan saya tentang hidup...


Hidup itu bukan perlombaan


Setidaknya sekarang saya mulai paham apa arti kalimat tersebut..

Saya lahir dalam situasi keluarga yang tidak ideal secara psikologis. Saya baru menyadari setelah beranjak dewasa, belajar psikologi, belajar konseling dan menjadi seorang klien selama 1 tahun..
Kesulitan dan tantangan secara psikologis di masa kecil saya sedikit banyak mempengaruhi saya yang hari ini...in a good way and in a bad way..
Kalau mau melihat kilas balik hidup saya dari kecil dan melihat rekam jejak apa yang saya alami pada masa remaja, harusnya saya lebih ancur...bahkan salah satu dosen saya yang mengajar Terapi Keluarga berkata "Saya melihat musik sebagai salah satu cara Tuhan "menyelamatkan" Enda dari kemelut dan tekanan yang besar"

Seperti yang pernah saya tulis dalam blog-blog sebelumnya, saya baru menemukan diri saya sesungguhnya 4 tahun yang lalu...jadi kalau mau dibilang, umur saya sekarang baru menginjak 4 tahun...masih jatuh bangun dengan diri sendiri...tapi saya suka dengan perjalanan hidup ini...
1 hal yang saya percaya, tidak pernah ada kata terlambat :)

Tepat di hari saya menginjak usia 30 tahun, tidak ada yang spesial...tapi ada yang menarik seperti biasa...
Saya mendapat "hadiah" dari Tuhan...salah satu klien saya secara random memberi saya cokelat ketika selesai konseling...dan saya cukup terharu akan hal tersebut..saya menganggap itu hadiah dari Tuhan...keesokan harinya, kakak pembimbing saya juga memberi saya cokelat sebagai hadiah...dan keesokannya, teman-teman saya pun memberi saya 1 toples full berisi cokelat dengan selipan hadiah lain dalam toples tersebut...
Saya jadi berpikir-pikir, ini kenapa tahun ini semua pada ngasih cokelat yaa...ga hanya sebagai hadiah, tapi di beberapa pertemuan, beberapa teman memberi saya cokelat, entah itu oleh-oleh atau sengaja membawakan saya cokelat...padahal saya ga terlalu suka cokelat...hahahaa...entah...AADC...ada apa dengan cokelat? :D

Mungkin Tuhan lagi pengen ajarin saya sesuatu lewat cokelat :) setidaknya saya berpikir seperti itu...
Life is like chocolate...each chocolate is like a portion of life...some are crunchy, some are soft, and sometimes you gotta deal with nuts

Pernah ga sih makan cokelat yang ada kacangnya terus kayak ngerasa pahit?
Campuran antara manis dan pahit :) mungkin itu gambaran yang tepat sepanjang usia 29-30 tahun...1 tahun lagi yang Tuhan percayakan...
Happy extreme...dan sedih extreme...hahahaha...
2 perasaan extreme yang saya rasakan...membuat saya belajar banyak hal...terkait hidup, terkait diri sendiri, terkait cinta, terkait kebahagiaan, terkait orang lain, dan terkait Tuhan...

Banyak hal berharag sebenarnya yang Tuhan ijinkan terjadi...look back at my life...it's always the hardest times that made me who i am..
Jadi, memasuki usia 30 tahun bukannya saya takut, malah saya bersyukur...ketakutan itu hilang karena saya makin sadar bahwa saya makin bijaksana menjalani lika liku kehidupan...bahwa ada "kacang pahit" yang akan saya kunyah lagi di tahun-tahun kedepan, tapi saya semakin siap menghadapinya...

Salah satu ucapan yang berkesan diberikan oleh teman saya, "Selamat memasuki umur yang baru, yang artinya tahap perkembangan yang baru dalam Tuhan...enjoy the process...semoga proses yang dititipkan Tuhan setahun ini (sampai rubah lagi umurnya tahun depan) bisa jadi proses yang mendewasakan, menyembuhkan, dan semakin bergantung sama Tuhan"
Ini salah satu ucapan terdalam yang pernah saya terima...dan saya meng-amini semua yang dia katakan...

Saya tidak akan berlomba dengan orang lain...tahun ini saya akan menikmati setiap hari-hari yang ada...bahkan di tahun ini saya ga minta apa-apa ke Tuhan...saya hanya minta diberi hikmat dan kerendah hatian menjalani hidup ini...beda dengan permintaan-permintaan saya sebelumnya...saya menyadari, semakin dewasa, semakin banyak hal yang butuh disikapi dengan bijak, terlebih saya menyadari bahwa saya masih butuh berproses dengan diri saya sendiri...so here i am, i'm loving myself and try to do something positive to make myself better and let God control my life...


Dan untuk merangkum semuanya, lagu ini cukup bahkan bisa dibilang sangat mewakili apa yang saya rasakan ketika menginjak usia 30 tahun.




Saat mataku memandang
Keajaiban karyaMu
Sungguh siapakah ku ini
Yang Engkau hargai
Dan cintai
Selalu

Dan saat kupikirkan kebaikanMu
Tak pernah ku kekurangan
Dan saat kerenugkan kesetiaanMu
Esok 'kan kujelang
Tanpa keraguan
Surya 'kan terus ada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-Hal Yang Gw Harap Gw Paham Ketika Masih Muda

Toxic Positivity

3 words for 2020