3 words for 2020

2020 udah hampir selesai. Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika denger tahun 2020?



Ga berasa banget ya tahun ini? :) saya pun ketika mencoba nulis ini dan melihat mundur hidup saya di tahun ini kayak dalam hati, "Wow, cepet banget ya.." Saking ga berasanya karena pandemi sejak bulan Maret akhir melanda dan hanya bisa di rumah aja.

Beberapa bulan lalu, ada seseorang yang melontarkan pertanyaan kepada saya, "Describe 2020 in 3 words, Nda." Saat itu, tanpa pikir panjang, saya langsung menjawab, "Crazy, unpredictable, ups and down." 3 kata ini meluncur gitu aja. Kalau kalian baca blog saya di awal-awal tahun ini bahkan saya sempet bilang "2020, i hate you, but.."

Tapi di penghujung tahun ini, 3 kata saya tentang 2020 ternyata berubah. Saya ga pernah kebayang juga bakal belajar banyaakkkk banget di tahun 2020 ini. Asli...2020 ini luar biasa buat saya pribadi, terlepas kehilangan-kehilangan yang sudah saya sebutkan di blog sebelumnya.

At least, saya mengganti 3 kata saya tentang 2020.

1. Healing

Yes, healing.

Tahun ini menjadi tahun yang super banget buat saya secara pribadi untuk kembali healing dan bertemu dengan diri saya sendiri. Thanks to covid, saya ga bisa kemana-mana dan mau ga mau saya punya banyak waktu sendirian untuk kembali menengok semua perasaan dan isu-isu yang mungkin belum sempat sepenuhnya sembuh dalam diri saya.

Tapi kan lo konselor Nda? Masa sih lo masih punya sesuatu yang belum beres dalam diri lo?

Well, counselor is not a superman without any problem. Konselor pun butuh melihat diri sendiri juga. Sama seperti seorang dokter gigi, bukan berarti dokter gigi kebal dan ga bisa sakit gigi kan :)

Isu seperti rejection, emotional unavailable, bahkan grieving for my dad, i work on it.

Ketika saya coba menggali ke dalam diri saya sendiri, saya bertemu dengan emosi-emosi saya yang sulit kembali. Even homework yang biasa saya berikan ke klien untuk di kerjakan, yaitu nulis surat untuk diri sendiri ketika masih kecil, saya pun lakukan. Saya menulis surat untuk diri saya ketika kecil dan memproses setiap emosi-emosi yang sulit. Dan ini ga mudah. Ada saat-saatnya saya pun lari, ga mau lanjutin nulis tapi saya sadar ada hal yang memang ga bisa dihindari dan hanya bisa saya yang kerjakan. 

Dan saya bersyukur untuk covid ini, membuat saya ga bisa kemana-mana mencari distraksi di luar, tapi saya bisa benar-benar bertemu dengan diri saya sendiri. Saya tidak mau compare perjalanan hidup saya dengan orang lain, dan saya selalu compare diri saya dengan diri saya sendiri sebelumnya. Sejauh apa saya sudah berproses menjadi lebih baik. Dan saya bisa bilang, i feel great this year.

 

You do not just wake up and become the butterfly. Growth is a process. Enjoy the journey.


2. Learning

Wah, kalau yang satu ini kayaknya ga keitung deh level belajarnya di tahun ini. Hahaha..gila sih. Hampir tiap hari saya dengerin podcast atau youtube untuk belajar sesuatu. Bahkan ngambil 3 course di Coursera (kuliah online). Dari mulai belajar tentang self-development, well being, mindfulness, bahkan ambil kuliah musik (yang ini bener-bener iseng), hehee..tapi seperti biasa, saya memang tipe yang enjoy belajar sesuatu yang baru, dan pengen aja gitu terus belajar upgrade ilmu.

Baca buku pun udah abis berapa ya..5 buku sepertinya ada. Beberapa buku kadang saya minta klien saya baca kalau memang isunya terkait dengan hal tersebut.

Belajar masak tentu saja, hahaha...awal-awal pandemi, pesen gofood pun saya takut. Jadi mau ga mau bener-bener belajar masak. Cari resep di youtube dan mulai deh tu eksperimen macem-macem, walaupun makin kesini, masak itu cape yaa boo..cape beberes setelahnya..hahaha...tapi at least, ini salah satu hal yang saya belajar juga di tahun ini.

Belajar cara mengajar pun saya pelajari, karena jujur aja beda sekali ngajar online dan onsite. Walaupun murid-murid berkurang, saya mulai belajar mengenali keunikan murid-murid saya. Mereka cocok diajar dengan cara seperti apa. Mau ga mau saya mengajar menyesuaikan dengan tipe anaknya dan approach tiap anak berbeda. Makan waktu lagi mikirinnya? Pasti. Tapi saya yakin masing-masing anak punya keunikan, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi saya ga bisa memaksa menggunakan cara yang sama untuk setiap anak. Dan tahun ini saya disadarkan banyak tentang hal ini lewat ngajar online.

 

Never stop learning. For when we stop learning, we stop growing.

 

3. Investing

Nah yang satu ini ga pernah kepikiran sama saya sih. Hahaa..tapi journey tahun ini bisa dibilang saya banyaaakkk sekali belajar tentang hal ini. Of course, kali ini saya bicara tentang uang, walaupun investasi terbaik itu adalah di diri kita sendiri, makanya saya taruh itu di poin ke 2, tapi ga bisa dipungkiri, tahun ini karena saya kena dampak dari segi pemasukan, maka saya melihat ulang kembali keuangan saya untuk bisa survive. Saya bukan tipe boros, bahkan saya selalu mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran dari tahun lalu. Jadi saya tau setiap bulannya arus keluar masuknya duit ini. Kalau lagi bokek dan diajak jalan sama temen, saya pasti akan jujur bilang gw ga ada budget, hahaha..that's my habit.

Tapii, yang saya baru tau banget duit di tabungan itu ga naik-naik ternyata yaa, dan ada caranya supaya lebih naik dan saya baru tau itu di umur yang segini..sedih T.T coba dari dulu-dulu. Hehee..tapi ga ada kata terlambat kan ya..

Mama saya dari kecil selalu mengajarkan yang namanya nabung. Jadi dari sejak SD tu kita punya celengan. Tau kan ya, celengan bentuk lucu-lucu gitu yang ga bisa dibuka, kecuali di gunting atau dipecahin. Hahaha..jadi mindset yang kebentuk itu ya nabung di tabungan. Tapi ternyataa, ada jenis lain yang bisa menumbuhkan uang.

Saya tipe orang yang kalau mau terjun ke sesuatu, saya harus pelajari dulu instrumennya sampai yakin, baru saya terjun. Apalagi ini menyangkut uang. Saya lebih-lebih lagi belajarnya. Bener-bener dari merangkak. Hehee..dengerin podcast, youtube, ikut webinar..mulai masuk ke resiko yang paling kecil, udah ngerasain, coba yang menengah, udah ngerasain, lanjut coba yang resiko tinggi. Saya ga gampang percaya orang anaknya, hahaa..jadi rekomendasi-rekomendasi itu kadang cuma jadi bahan masukan, tapi balik lagi saya harus cari tau sendiri, belajar sendiri untuk tau saya harus gerak kemana. Dan saya senang dengan pengalaman ini di tahun ini :) at least angka itu ga bohong kan ya..hehee..

Investing kedua adalah waktu dengan kakak saya yang cowok. Saya sangat jarang sekali punya waktu dengan kakak saya yang satu ini sebelum covid. Tapi dengan adanya covid ini, saya jadi banyak sekali menghabiskan waktu dengan dia, ngobrol ngalur ngidul karena tiap minggu kita bareng pulang pergi ke BSD. Dan saya teringat 1 wish saya di akhir tahun 2017, saya tulis di journal saya, saya mau make time dengan kakak saya yang ini..dimana 2018 ga kesampean, 2019 ga kesampean, baru di tahun ini kesampean, hahaha..gila ya kalau dipikir-pikir, cara Tuhan menjawab setiap apa yang kita mau tu kadang random banget dan caraNya ga masuk logika kita kadang. I'm so thankful.

So, ini 3 kata yang saya temukan sepanjang 2020 ini. Dari kata yang negative, berubah menjadi kata yang positif. Dan saya sangat bersyukur akan tahun ini. Mengajarkan saya banyak hal sekali. Banyak hal yang didapat. Mungkin saya akan menutup tahun ini dengan perasaan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. I'm more confident and content, karena saya tau masih banyak pelajaran lain yang menanti saya di tahun 2021. Saya udah ga pusingin lagi tahun ini ngapain aja, udah berbuat apa, tapi saya belajar mempercayai yang namanya proses.


You can meet the storm and remain standing

Get creative when the old plan doesn't work

Challenge help you see what is important

Embracing change supports inner peace

-Yung Pueblo-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-Hal Yang Gw Harap Gw Paham Ketika Masih Muda

Toxic Positivity