What is Love ? (Part 3)

Tulisan yang tertunda, hahaha...harusnya di part 3 ini sesuai dengan apa yang saya tulis di akhir part 2, tahun 2016 (uda lama yaa boo, hahahaa..), saya akan menulis tentang cinta Tuhan...tapi tampaknya, semua teori yang saya tulis di part 1 dan 2 belum cukup mengajarkan saya tentang apa itu cinta yang sebenarnya, sampaaiii di tahun 2017 dan 2018 ini saya boleh dikasih penngalaman sama Tuhan sehingga saya lebih paham apa itu cinta :)
I called it, the moment of "truth"..hahahaa :D
Pernah ga sih ngerasa kayak dapet pencerahan dari Tuhan, pikiran kita jadi terbuka dan rasanya kayak dapet harta karun yang selama ini kita cari..hahaha...sedikit lebay, tapi itu bener-bener yang saya rasakan..

22 Desember 2014, saya menulis di jurnal harian saya...saya bertanya kepada Tuhan, what is love? Dan saat itu saya minta Tuhan untuk mengajarkan saya tentang cinta..
Dijawab sama Tuhan saat itu juga? Nggak.
4 tahun setelahnya baru Tuhan menjawab doa saya..

Saya orang yang suka sekali menulis semua pikiran, perasaan dan doa-doa saya sejak kecil...kenapa? Karena dari situ saya bisa melihat kapan Tuhan menjawab doa saya...kapan Tuhan membiarkan saya terus bertanya-tanya...saya bisa melihat Tuhan menjawab dengan cara yang unik...saya bisa melihat semakin dewasa, pikiran saya berubah...saya bisa melihat ternnyata saya berhasil melewati masa-masa sulit saya...dan ketika saya tau bahwa ternyata doa saya dijawab walaupun bertahun-tahun kemudian, bahkan kadang saya lupa pernah nulis dan minta diajarkan tentang sesuatu, tapi ternyata Tuhan ga pernah lupa pada setiap apa yang saya minta...luar biasa yaah Tuhan itu? :)

So...what is love?
Saya menemukan bahwa belajar dari pengalaman jauuuuhhh lebih memberikan awareness yang sesungguhnya dibandingkan saya tau teori yang benar tentang apa itu cinta...bukan berarti apa yang saya tulis di part 1 dan 2 itu salah, tapi memang teori dan praktek itu beda sekali yaaa :) dan saya harus mengakui ini...

Ada begitu banyak definisi tentang cinta...kalau di part pertama, saya menekankan kata "growth", di part 2, saya mengajak melihat kebutuhan seseorang ketika berkata "i love you"...dan kali ini, saya akan membahas 1 kalimat dari novel receh yang kebetulan saya baca saat saya sedang bergumul mencari tau apa itu cinta, hahahaa... (nitanya biar refreshing baca novel receh, eeh...malah dapet pencerahan :p) dan entah kenapa pas banget kayak Tuhan lagi membukakan hal ini ke saya...padahal dari judul novelnya ga ada kaitannya tentang cinta, judul novelnya "ubur-ubur lembur" (cari tau sendiri lah yaa siapa yang ngarang, hehehe..), bahkan ini novel komedi...tapi entah kenapa 2 bab pertama membahas tentang cinta :)


"Cinta itu sebenar-benarnya menyakitkan, mengecewakan, dan pahit. Sadar, Nay!"


Itu lah sepenggal kalimat yang membuat saya berhenti membaca saat itu juga...dan saya screenshoot buku tersebut, melingkari kalimat itu dan mengirim kepada group KTB saya yang sudah pada married dan punya anak serta bertanya "What do you think?"...saya tipe orang yang cukup penasaran dengan segala sesuatu...dan sampai saya menemukan jawabannya, saya akan terus mencari tau...dan itu yang saya lakukan...

Ga harus menunggu lama untuk mereka membalas pertanyaan iseng saya di group..dan saya cukup surprise dengan jawabannya...semua menjawab iya :) 
"Cinta itu pengorbanan..ga selamanya pahit, senengnya juga banyak"
"Iya nda, Tuhan aja sampai mati buat cintaNya sama kita..sejauh itu juga kita harus mencintai"
"Iya bener...love is not always sweet...ketika kita bilang cinta ke seseorang, kita harus embrace orang tersebut humbly...ga bisa ada pride...we have to realise that the other person is but mere human too..sadar bahwa manusia ga ada yang sempurna...once we do these, akan ada ruang untuk berproses-in which nanti kita bisa saling menerima...disitulah relasi diikat dan dibentuk"

:) diskusi saya dan teman-teman pun berlanjut di group...dan saya senang mendapatkan secercah jawaban dari sana...and in that moment, i realise that my point of view of love is not clear and realistic...saya semakin menyadari bahwa dunia ini memberikan gambaran tentang cinta yang salah...salah besar! Hahahaa...coba lihat film-film disney, memberikan kita gambaran suatu saat cewek akan disamperin oleh pangeran tampan dengan kuda putih...valentine's day? Itu usaha perusahaan cokelat, restoran dan tempat-tempat romantis biar mereka laku jualan...film-film korea? Yaa jawab sendiri lah yaaa...that's not real...

Dan dari pengalaman saya yang kembali merasakan gagal karena cinta, saya ga menyesal sama sekali...karena saya belajar banyak hal dari sana...dan saya membuat kesimpulan seperti ini, "Dalam hubungan, yang perlu dipahami adalah kita siap menerima dan terluka kalau mau mencintai...ga siap mencintai (menerima kekurangan pasangan dan terluka) seringkali bikin hubungan justru terasa berat"

That's true...dan seperti yang sudah saya jelaskan di part 1, bedakan antara romance and love...ketika romance berbenturan dengan masalah, let's say kekurangan pasangan, perasaan bisa saja hilang dan ketika relasi membutuhkan usaha, terkadang tiba-tiba satu atau 2 orang yang menjalin relasi menemukan bahwa mereka "salah" memilih orang...mereka akan cepat mundur...that's not love...
True love involves letting go of the ego and understanding that we're in this together.


Often, when we say, "I love you", we focus mostly on the idea of the "I" who is doing the loving and less on the quality of the love that's being offered. This is because we are caugh by the idea of self. We think we have a self. But there is no such thing as an individual separate self. A flower is made only of non-flower elements, such as chlorophyll, sunlight, and water. If we were to remove all the non-flower elements from the flower, there would be no flower left. A flower cannot be by herself alone. A flower can only inter-be with all of us...
Human are like this too. We can't exist by ourselves alone. We can only inter-be. I am made only of non-me elements, such as the Earth, the sun, parents, and ancestors. In a relationship, if you can see the nature of interbeing between you and the other person, you can see that his suffering is your own suffering, and your happiness is his own happiness. With this way of seeing, you speak and act differently. This in itself can relieve so much suffering - Thich Nhat Hanh-


What do you think? :)
Bukankah perkataan ini benar? Seringkali orang hanya melihat sebagian puzzle kecil yang pengen dilihat dan mengabaikan puzzle lainnya yang menjadi bagian dari diri orang tersebut. Seperti bunga yang punya banyak elemen, manusia pun punya banyak elemen di dalam dirinya, dan hal tersebut tidak terpisahkan..kegagalan menerima salah satu elemen dari seseorang, menjadikan kita tidak memahami bagaimana diri dia sesungguhnya...

Dan pada akhirnya, saya ingat cerita tentang seorang kakek yang mengajarkan tentang kehidupan kepada cucunya ketika cucunya sedang sedih. Kakek tersebut meminta cucunya untuk mengambil segenggam garam dan memasukkannya ke dalam gelas berisi air...dan meminta cucu tersebut untuk meminumnya...cucu tersebut meringis ngilu karena rasanya sangat asin sekali...lalu kakek tersebut mengajak cucunya ke danau..dan meminta hal yang sama...dengan segenggam garam, kakek tersebut meminta cucunya memasukkan garam tersebut ke danau dan menicicipi air danau tersebut...dan cucu tersebut menjawab bahwa air danau itu terasa segar...

Kembali, yang menentukan dan membedakan bagaimana cara seseorang melihat atau menerima sesuatu adalah besarnya kapasitas yang menampung hal tersebut...dan itu adalah HATI kita...
Garam akan tetap menjadi garam...dan pasti akan ada dalam setiap sisi kehidupan manusia...dan garam tetap akan terasa asin...
Tapi pertanyaannya adalah, seberasa besar hati kita bisa menampung kekurangan dan perasaan terluka?

Berhentilah jadi gelas, dan jadikan hatimu sebesar danau dan berproses lah di dalamnya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-Hal Yang Gw Harap Gw Paham Ketika Masih Muda

Toxic Positivity

3 words for 2020