Memaknai kebahagiaan


Terlalu banyak hal yang dipikirkan dan didiskusikan akhir-akhir ini bersama teman, tapi entah untuk menuliskan hal tersebut rasanya masih belum sreg gitu, hehehe...ada something yang masih mengganjal buat saya atau belum ketemu jawabannya..but aniwei, saya akan coba menuliskan 1 topik, yaitu tentang kebahagiaan...

Topik yang sama sekali ga mudah buat saya...jujur, saya menggumulkan topik ini sudah lama, sejak bertahun-tahun yang lalu mungkin...saya terus bertanya ke Tuhan masalah sukacita..waktu kecil, saya bisa bilang bahwa i'm not a happy child..saya tumbuh dengan berbagai beban hidup, masalah..bahkan ketika saya konseling, salah satu dosen saya berkata, "Sepertinya, kamu dituntut menjadi dewasa sebelum waktunya ya.." and now here i am, struggling with a word called happiness.

Iya, semua teori tau...tau bahwa bahagia itu bukan soal materi, tau bahwa bahagia itu bukan apa yang dilihat oleh mata...bukan soal punya mobil atau nggak, bukan soal bisa liburan kemana...bukan itu...dan saya tau betul..tapi seperti ada yang belum puas dari diri ini dan terus mencari..

Tahun ini setidaknya ada 2 kejadian yang membuat saya berpikir tentang masalah kebahagiaan...kejadian pertama adalah ketika saya menghadapi klien yang depresi beberapa bulan lalu..depresi secara klinis karena dia sudah memunculkan pikiran untuk bunuh diri dan sebagainya...saat itu saya bertanya, "Apa sih yang kamu paling inginkan dalam hidup ini?" dan dia menjawab, "Kebahagiaan"...saya sadar, ada orang-orang tertentu dengan hormon tertentu yang membuat seseorang cenderung depressed dan tidak dapat happy..orang dengan diagnosa depresi memang sulit sekali merasa senang walaupun ia kenal Tuhan...saya tekankan sekali lagi ya...walaupun ia kenal Tuhan...tidak segampang orang normal untuk merasakan perasaan happy...dia butuh obat untuk menaikkan hormon kesenangan itu...

Kejadian kedua, akhir bulan Agustus lalu, saya mendapat kesempatan untuk memberikan simulasi interview kepada anak-anak preschool yang ingin masuk SD. Teman saya meminta saya untuk memberikan beberapa pertanyaan sambil meng-observasi kesiapan anak-anak ini untuk masuk SD..Saya senang-senang aja diminta untuk berhadapan dengan anak-anak umur 5 tahun yang masih unyu-unyu itu, hehehe...entah sejak kapan saya menyukai anak kecil :)

Hari itu, ada 1 kejadian yang menarik. Saya memberikan interview kepada 16 anak secara bergantian. Guru kelas tersebut meminta saya untuk memberikan interview menggunakan Bahasa Inggris karena sekolah tersebut juga menggunakan Bahasa Inggris. Saya hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan simple seperti nama dia siapa, umur berapa, nama papa siapa, nama mama siapa...dan 1 hal lagi yang saya tanyakan sebelum itu adalah "How do you feel today?" "Are you happy?"

Ada 1 anak yang ketika memasuki ruang kelas interview, agak takut-takut. Saya duduk di meja dan bangku kecil untuk anak TK dan dia duduk di hadapan saya. Ketika saya melontarkan pertanyaan mengenai perasaan, dia menjawab dengan suara agak pelan "Yes, i'm happy today"
Dan saya iseng memberikan pertanyaan selanjutnya, "May i know why?"
Anak kecil ini tanpa berpikir panjang langsung menjawab, "Because God loves me". 
Saat itu saya ragu akan apa yang saya dengar, dan bertanya kembali, "Sorry..what?"
"Because God loves me"
Saya kembali mengkonfirmasi perkataannya, "So..you're happy today because God loves you"
"Yes", jawabnya dengan yakin.
Saya diam dan tersenyum menatap anak ini sekitar 5 detik dan kembali melanjutkan interview saya.

Jawaban yang diluar prediksi saya. Biasanya anak akan menjawab happy karena bisa ketemu temen-temen di sekolah, happy karena bisa main...tapi hanya 1 anak yang menjawab seperti ini dari 16 anak yang saya tanya..

Dan 2 kejadian itu membuat saya berpikir ulang masalah happiness...
Saya sadar ada yang salah dengan diri saya selama ini...pertanyaan yang sama, yang ditujukan ke klien saya, saya mencoba menanyakan kepada diri saya sendiri, "Apa sih yang lo inginkan dalam hidup ini Nda?

Siapa yang ga pengen bahagia? Rasa-rasanya nggak ada sih orang yang ga pengen bahagia...dan saya harus bilang bahwa kita tidak harus selalu berada dalam kondisi bahagia (nanti saya akan jelaskan di bagian akhir kenapa saya bilang seperti ini)...tapi saya masih terus mencari "kebahagiaan sejati" itu..saya bilang sejati, karena saya paham ada kebahagiaan yang semu..saya mencari "kebahagiaan sejati" itu...

Jawaban anak 5 tahun itu membuat saya berpikir ulang akan relasi saya sendiri dengan Tuhan...really? Se-simple itu? Because God loves me...seriously? Tapi toh saya tidak bisa mempetanyakan jawaban anak itu layaknya saya selalu bertanya akan apapun..
Yes, problemnya ada dalam diri saya...dan saya mulai menyadari hal ini..sepertinya perlahan Tuhan mulai mengajarkan saya (lagi) berulang kali untuk menyatakan berbagai pertanyaan yang sering saya tanyakan ke Tuhan dalam doa-doa saya...

Iya, ternyata semudah dan se-simple itu...saya jadi berpikir bahwa sebagai seorang anak kecil, yang tidak berpikir banyak, mereka selalu happy dan menikmati hidup layaknya ga ada beban masalah...tapi semakin besar, pikiran ini sendiri yang terkadang menjebak kita sehingga tidak lagi memaknai hal-hal kecil sebagai bentuk dari perasaan bahagia...setidaknya saya belajar akan hal ini...saya belajar banyak sekali tahun ini akan diri saya sendiri...i'm not perfect, i'm far from perfect..tapi satu hal yang saya renungkan beberapa hari ini, saya bersyukur saya punya Tuhan...saya kembali merenungkan apa arti kata "anugerah"...and i thank God for never give up on me...meskipun saya bandel, nakal, sering bertanya, sering jatuh, sering lupa, tapi Tuhan tetap sama...dan 1 hal lagi yang saya renungkan belakangan ini...hidup sebagai orang Kristen adalah hidup pengudusan (santification)...kata yang sudah lama saya lupakan...iya, pengudusan...makin lama makin diasah untuk menjadi serupa sama Tuhan...dan saya tau ini perjalanan seumur hidup...gampang? Nggak sama sekali...karena artinya adalah kamu akan merasakan sakit dalam pembentukan itu...

Balik lagi ke masalah happiness...ternyata kuncinya cuma 1 : GRATITUDE.
That's it.
Saya ga bilang bahwa ketika saya bersyukur, masalah ga akan ada...masalah akan tetap ada...tapi setidaknya saya belajar untuk mensyukuri setiap apa yang Tuhan ijinkan terjadi pada diri saya, Tuhan ijinkan saya merasakan apa yang saya rasakan, Tuhan ijinkan saya memiliki apa yang sekarang saya miliki...
Pelan-pelan, saya merasakan perubahan pada diri saya sendiri...saya jauh lebih bahagia ketika saya bersyukur dan menikmati kembali relasi saya dengan Tuhan, sumber kehagiaan sejati itu...

Dalam hati saya terkadang bertanya, "Tuhan...apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam diri saya dalam masa menunggu ini?" 
Apakah Tuhan sedang berusaha menolong saya untuk lebih melihat Dia?
Apakah Tuhan sedang berusaha menolong saya mengerti bahwa saya tidak butuh apa yang saya pikir butuh?
Apakah Tuhan sedang berusaha mengajarkan saya tentang "contentment" dalam apa yang saya punya saat ini, termasuk diri saya sendiri?

Saya rasa Tuhan selalu bekerja dalam cara yang misterius dimana saya sendiri terkadang ga sadar atau ga lihat..saya sadar bahwa iman bukanlah sesuatu yang natural dalam diri saya, sin is, rebellion is, unbelief is...
Satu hal yang saya kembali bersyukur, bahwa Tuhan memakai semua yang terjadi dalam diri saya untuk membuat saya bertumbuh dalam iman (lagi-lagi saya membahas ini, rasanya hampir setiap blog saya bahas masalah iman ya, hahaha...)..karena memang ini bukan satu hal yang mudah buat saya...dan saya sadar bahwa Tuhan sedang membentuk saya masalah ini...masalah iman...

I know that perseverance produces character and character produces hope, and God just want us to have hope in Him...saya lebih suka bahasa inggrisnya...ketekunan menghasilkan karakter...kalau bahasa indonesianya, ketekunan menimbulkan tahan uji...
Saya lebih suka dengan kata karakter...karena itu lebih kuat dan melekat pada seseorang :)
Dan saya rasa Tuhan mau membentuk karakter saya lagi, lagi dan lagi...
God is doing a mighty thing in me when He just doesn't give me everything i want when i want it
Dan saya kembali belajar melepaskan kontrol saya dalam tangan Tuhan...


And here's my rules in life to be happy (i take it from amrazing and add some point) :

1. You can't make everyone happy
2. You don't have to
3. People can say whatever they want
4. You don't have to care of listen of what they're saying 
5. Choose your battle carefully
6. If people like you, good. Thank you
7. If people don't like you, it's okay too. Even not everybody can appreciate BTS or EXo or Super Junior or John Meyer.
8. Words can't hurt you if you don't let them 
9. If there's one thing you need to focus on the most, it's your own happiness and life
10. You will make a lot of mistakes in life
11. It's okay. Mistakes are not the end of the world
12. It's important to learn from your mistakes (take a lesson and grow)
13. If you feel like crying (even if you're a man), go ahead and cry, because...
14. You're made of flesh, bones, blood, and...feeling. You're not a machine
15. Crying is never the sign of weakness. It's a sign that you're a human
16. Focus on what's good in your life
17. Can't think of any? Well, you're still breathing. You have your health
18. Give thanks to God everyday
19. Start your day with positive energy, start with God and end your day with God
20. Trust that God has a plan for you :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-Hal Yang Gw Harap Gw Paham Ketika Masih Muda

Toxic Positivity

3 words for 2020