A Messy Christmas

What if Christmas isn't merry?

Saya yakin bagi banyak orang, natal tahun ini menjadi natal yang berbeda dan unik dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti biasa, saya mencoba untuk menulis tiap tahun menjelang natal dan mencari makna natal secara personal untuk saya pribadi. Tahun ini menjadi tahun yang bisa dibilang unik. 

Kalau kita melihat kondisi dunia sekarang di tengah pandemi, tentu buat beberapa orang natal menjadi suatu hal yang mungkin sulit untuk dirasakan sukacitanya. Beberapa kehilangan orang-orang terdekatnya ditahun ini, mungkin ada yang stuck tidak bisa pulang kampung untuk bertemu dengan keluarga, beberapa tidak bisa bertahan dalam keluarga yang utuh dalam kondisi pandemi, orangtua bercerai menyisakan keluarga yang hancur di tahun ini, mungkin ada yang mendapat kabar bahwa dirinya positif covid, dokter-dokter di RS pun mungkin selalu dalam kondisi was-was, setiap hari mendengar ada yang meninggal, atau sekedar kita tidak bisa berpelukan berbagi sukacita natal ke orang-orang terdekat kita.

It's more like a Messy Christmas than a Merry Christmas

Saya ga tau dengan kalian gimana. Tapi buat saya secara pribadi, tahun ini adalah tahun pertama saya kumpul keluarga di hari natal tanpa papa saya karena beliau dipanggil pulang di awal tahun ini. Ada suatu perasaan yang berbeda tentu saja.

Tapi kalau kita coba lihat dan kembali ke natal pertama kali di Alkitab, kita akan menjumpai peristiwa kelahiran Yesus yang juga dalam kondisi yang sama, berantakan. 

Seorang perempuan yang masih perawan tiba-tiba mengandung bayi dari Roh Kudus sebelum menjadi suami istri. Tunangannya, seorang tukang kayu, ditengah kebingungannya, mau menceraikan dengan diam-diam. Namun akhirnya seorang malaikat datang kepadanya dalam mimpi dan memberitahukan untuk tetap mengambil tunangannya sebagai isterinya. Perjalanan mereka ke Betlehem pun tidak mudah, tidak ada ruangan satu pun untuk melahirkan bayi kecil ini. Dan kita tau kondisi kelahiran Yesus di tengah-tengah keadaan, ruangan yang tidak nyaman dan mungkin berantakan, dan diletakkan di sebuah palungan, bukan ruang isolasi bayi yang steril. Bahkan setelah itu pun, kalau kita ingat, Raja Herodes mencari bayi Yesus ini untuk dibunuh, dan mungkin memang telah  terjadi beberapa korban pembunuhan bayi laki-laki saat itu di Betlehem, entah berapa banyak. Tepat di hari natal. Kejadian berdarah itu ada.

What a mess!

The first Christmas was messy, indeed. But look at what arrived in that mess : Jesus...the Savior.

Saya pribadi diingatkan kembali ketika mencoba merenungkan kisah ini. Mungkin sebagai manusia yang hidup dalam dunia yang udah berdosa ini, kita cenderung sulit menerima sesuatu yang berantakan bukan? Saya pribadi sih iya. Hahaha...ketika ada sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan harapan saya, saya menjadi kecewa.  Seolah-olah, hidup ini saya yang atur. Coba bayangkan tahun 2020 ini, kurang berantakan apa. Kejadian demi kejadian demi kejadian yang membuat saya khususnya hanya bisa pasrah. Saya yakin masing-masing kita memasuki tahun ini punya plan, tapi plan tersebut mungkin saja tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau di tahun ini. Mungkin, kita perlu belajar bahwa terkadang segala sesuatu itu tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita mau.

Saya yakin Maria dan Yusuf pun ga mau punya anak sebelum menikah. Mungkin mereka juga ga expect bakal melalui perjalanan yang panjang ke Betlehem, belum lagi setelah itu disuruh pergi ke Mesir karena Herodes mengejar-ngejar untuk membunuh bayi Yesus. Menempuh perjalanan jauh, bukan naik mobil ber-AC, tapi jalan kaki dengan menggendong Yesus yang baru lahir. Can you imagine? Mungkin plan mereka pun jadi berantakan. Tapi ternyata Tuhan punya plan yang lebih besar ditengah kekacauan itu.

The bigger plan...keselamatan untuk kita. 

Kadang kita luput untuk melihat dan mempercayakan plan kita ke Tuhan ya. Kadang kita pun juga ga bisa selalu melihat dari kacamatanya Tuhan, alias kita ga bergantung sama Tuhan. Tapi ternyata rencana Tuhan yang kadang ga masuk dalam pikiran kita tu rencana yang lebih besar. Natal 2020 ini situasi boleh berantakan, keadaan boleh kacau, tapi setidaknya saya diingatkan kembali bahwa Tuhan punya rencana. Rencana yang jauh lebih besar dan lebih indah. A mess can be a beautiful thing and change our lives. Yang perlu kita lakukan hanya mencontoh dari sikap Maria dan Yusuf. Faithful and obedience to God.

So, natal 2020 ditengah kondisi yang messy ini, setidaknya saya tetap belajar sesuatu dan bisa memaknai natal ini secara personal. It's ok kalau natal tahun ini berbeda, berantakan, messy, ga seperti biasanya. It's ok.


Just because Christmas may look like a mess, doesn't mean it is. God might be working through the messy for a bigger and beautiful reason. Let's trust Him. And may we shine His light into someone else's messy this season. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-Hal Yang Gw Harap Gw Paham Ketika Masih Muda

Say Hello to Your Inner Child

Toxic Positivity